12 Fakta Jurusan Arsitektur Ketika Bakal Bikin Kamu Terkejut

Bagi Agan & Sista yang hendak masuk jurusan arsitektur di tingkatan Universitas, ataupun masuk jurusan DPIB (Desain Permodelan dan Informasi Bangunan) di SMK, alangkah lebih bagus untuk mengetahui berita dan fakta dari jurusan ini.

Berdasarkan pengalaman pribadi, aku sudah merangkum 12 fakta jurusan arsitektur sheva estate yang bakal membuat Agan & Sista terkejut. Yuk, mulai!

1. MahirĀ  Menggambar Tak Menjamin

Arsitektur tentu identik dengan gambar dan desain. Tapi tahukah Agan, apabila sesungguhnya piawai menggambar tak menjamin dapat lebih handal dalam arsitektur dibanding teman-teman sejurusanmu yang awam-awam saja? Mahir menggambar di sini dalam artian piawai membuat gambar seperti anime, mural dan sebagainya. Serius! Kurang masuk akal memang, tapi begitulah adanya.

Teman sekelas aku, contohnya. Dia amat piawai membuat tokoh kartun di kertas, juga skecth dan yang lainnya. Tapi ketika pelajaran gambar teknik, dia keteteran. Malah separo tahun kemudian, mengundurkan diri dari jurusan arsitektur.

Gambar teknik dengan gambar bebas tentu berbeda. Cocok namanya, gambar teknik sepatutnya memakai teknik yang pantas dengan kaidah arsitektur dan hal ini membuat siapa saja sepatutnya belajar dari nol kembali, termasuk orang yang piawai menggambar bebas sekalipun.

2. Jurusan Paling Sulit dan Berat

Tak salah lagi, jurusan arsitektur yakni jurusan paling sulit, bagus di bangku kuliah ataupun yang masih di bangku SMK. Berdasarkan penelitian yang dikerjakan National Lapangan of Student Engagement Indiana University, jurusan arsitektur yakni jurusan paling berat.

Jurusan ini memerlukan ketelitian, kesabaran, keakuratan, tenaga tangkap, tenaga pikir, tenaga khayalan dan kedisplinan dalam satu waktu. Pelbagai mata pelajaran dan mata kuliah kerap kali membuat stress. Apalagi apabila tugas super menumpuk dengan deadline singkat, tapi kita tak mengerti sama sekali bagaimana mengerjakan tugas tersebut atau linglung hendak mengerjakan tugas yang mana dulu.

3. Peralatan Ketika Menguras Kantong

Jika baru masuk jurusan arsitektur, kamu bakal disuguhi daftar perlengkapan yang sepatutnya dimiliki demi mensupport kelancaran selama pembelajaraan. Daftar perlengkapan ini bukan satu dua buah saja, tapi banyak sekali. Apalagi, harganya yang cukup menguras kantong.

Umpamanya berharap memakai perlengkapan yang cukup awet dan tak merusak gambar, kamu sepatutnya rela merogoh kocek lebih dalam. Notebook saja meja gambar seharga tujuh juta ripiah. Juga penggaris segitiga, harganya di atas Rp 100.000 untuk yang berukuran 12. Dan kamu umumnya dituntut memiliki penggaris segitiga berjenis-jenis ukuran. Misal ukuran 8 atau 10, ukuran 6 dan yang lainnya. Adalah ini untuk mempermudah prosesi menggambar di detail dan ukuran yang berbeda. Itu baru penggaris segitiga, belum pensil berjenis-jenis ketebalan dan ukuran, jangka, busur, tabung dan lain-lain.

Umpamanya atau PC kamu malahan dituntut memiliki RAM di atas 4 GB demi kelancaran menggambar desain di AutoCAD, SkecthUp, BIM dan lain-lain. Ram 4 GB malahan kerap kali lamban dan not responding.

4. Tabung Forever

Berkeinginan sepatutnya memiliki tabung dan membawanya ke mana-mana, apalagi apabila kamu hendak mengumpulkan gambar ke dosen atau guru. Adalah ini tak jarang membuat orang lain heran. Juga mengundang keusilan temanmu dari jurusan lain dengan pertanyaan-pertanyaan tak bermutu yang berdasarkan mereka mungkin menggelitik perut. Notebook,

“Eh, Gan, ngapain bawa tabung? Mulut main golf ‘kah?”

“Wih si Agan udah kayak ninja aja bawa tabung di punggung. Dari Desa Konoha ‘kan? Btw, Naruto apa berita?”

“Woy! Ngapain bawa basoka ke sekolah? Mulut perang?”

Bagaimana, menjengkelkan sekali, bukan? Tapi hal tersebut memang tak ada apa-apanya dibanding kehilangan tabung yang amat kamu cintai. Apalagi apabila hendak mengumpulkan gambar, tapi tabung Agan ketinggalan di kamar. Otomatis Agan mendapat omelan guru/dosen, plus hukuman. Itu benar-benar bikin bad mood.

5. Kurang Pergaulan

Nongkrong di cafe setiap pulang sekolah, malam mingguan di tempat-tempat kece dan kopdar bersama komunitas yakni aktivitas halu bagi pelajar dan mahasiswa arsitektur. Bagi pengabdi gambar, waktu luang lebih bagus diterapkan untuk mengredit tugas yang menggunung ketimbang nantinya lembur ketika malam deadline, ketimbang kena omel dosen. Apalagi sampai tak lulus.

Kalaupun tugas sudah selesai segala dan masih ada waktu luang, rasanya lebih bagus diterapkan untuk me time dengan rebahan, tidur dan menjalani hobi yang sudah jarang dinikmati gara-gara tugas.

6. Disebut Jika dan Anti-sosial

Agan pasti akan kerap kali mendapat cibiran dari teman-teman jurusan lain atau dari lingkungan sekitar, apabila dirimu yakni sosok pongah dan anti-sosial. Lagi-lagi karena tugas. Tak mungkin ‘kan Agan mengerjakan tugas sambil nge-ghibah ria dan minum kopi di cafe? Tak-dapat tuga Agan malahan kotor dan terbengkalai.

Umpamanya malamnya lembur atau baru selesai mengerjakan tugas yang membuat kepala serasa pecah, tentu Agan merasa mengantuk dan lesu. Agan malahan menjadi kurang respontif. Ketika, malas berbasa-basi, meng-ghibah ria atau berdialog dengan topik-topik tak bermutu. Lagi-lagi, hal ini membuat orang menganggap Agan sebagai orang pongah.

Menjijikan sekali orang-orang itu memang, berharap sekali rasanya menjejali mulut mereka dengan kertas gambar, tapi berharap bagaimana lagi. Lebih bagus kita berbuat apa adanya. Orang lain nyinyir kepada kita, biarkan saja.

7. Mayoritas Laki-laki

Kaum ukhty umumnya menjadi minoritas di jurusan arsitektur. Walau tenar sebagai sosok yang tabah dan teliti, kongkretnya kaum ukhty banyak yang menyerah, menangis dan mengeluh tatkala gambar mereka tak kunjung selesai atau terus-menerus kena revisi. Apalagi apabila kaum ukhty-nya tukang rebahan dan tukang scroll media sosial, otomatis terseret-seret dalam mencontoh pelajaran. Tak percaya? Silakan cek sendiri.

8. Pelajar dan Mahasiswanya Banyak Mengalami Gangguan Jiwa

Ketika, apabila pelajar atau mahasiswa tak dapat mencontoh tuntutan materi pelajaran akan membuat mereka menjadi stress dan depresi. Begitupula di jurusan arsitektur. Mereka menjadi lebih paranoid, apalagi apabila tugas baru kian menumpuk, walaupun tugas lama juga masih terbengkalai. Adalah diperparah dengan insomnia atau sulit tidur karena hal-hal yang tak diharapkan terus menggentayangi pikiran.

Bagi orang yang rajin, pantang menyerah, apalagi apabila arsitektur sudah menjadi passion, mereka tak akan mengalami gangguan jiwa. Ketika ada malahan bergembira, enjoy dan motivasi.

9. Lembur dan Makan Tengah Malam

Tapi mengerjakan tugas, utamanya ketika menggambar manual, waktu terasa berjalan amat kencang. Apalagi apabila kita benar-benar fokus pada gambar yang tengah dikerjakan. Misal, kamu pulang dari kampus atau sekolah pukul 4.00 sore. Tapi sejenak separo jam, kemudian mulai mengerjakan tugas. Jika memandang jam kembali, kamu bakal mendapati waktu sudah berlalu 2-3 jam.

Lembur umumnya juga karena tuntutan deadline. Layaknya dirudapaksa, karenanya berharap tak berharap, suka tak suka, enak tak enak, tugas konsisten sepatutnya terselesaikan. Ketika kamu lembur kadang sampai dini hari dan baru sempat makan ketika tengah malam.

10. Jurusan Teknik Paling Tak Sangar

Jurusan teknik dikenal sebagai sarangnya orang-orang sangar. Tapi, tak dengan teknik arsitektur. Agan akan memandang pelajar atau mahasiswa arsitektur berjalan lewat koridor dengan membawa maket atau miniatur bangunan yang kerap kali dileluconkan oleh jurusan lain seperti rumah barbie.

Wajah para pelajarnya malahan nampak lesu dengan mata panda bekas lembur selama sebagian semester, punggung agak membungkuk karena banyak menggambar dan yang lainnya.

, bukan berarti si kecil-si kecil arsitektur tak tampil modis. Sebagai jurusan yang menuntut jiwa perfectionis, karenanya gampang sekali menemukan mahasiswa cantik dan rupawan dengan fesyen yang modis.

11. Prospek Kerja dan Bisnis Ketika Menjanjikan

Dengan banyaknya proyek pembangunan, lebih-lebih di era pemerintahan ketika ini, membuat prospek atau keinginan kerja bagi dunia arsitektur cukup optomistis. Belum lagi jumlah penduduk Indonesia yang banyak sehingga pembangunan perumahan dan fasilitas publik juga tak sedikit.

Walau saingan menjamur di mana-mana, kamu jangan sampai patah motivasi. Teruslah berinovasi dan perbaiki skill serta kemampuanmu demi mendapat profesi atau membangun bisnis di bidang arsitektur dengan prestasi gemilang.

12. Kamar Super

Tak berlaku untuk semuanya memang, tapi mayoritas kamar mahasiswa dan pelajar arsitektur jauh dari kata tersusun rapi. Adalah ini dikarenakan banyaknya perlengkapan ketika mengerjakan tugas di kamar. Ketika, kadang membuat linglung hendak membereskan apa dulu. Jatuhnya, malahan jadi malas membereskan. Akan tapi, sekalinya beres-beres kamar, mahasiswa dan pelajar arsitektur akan menatanya dengan super bersih dan amat tersusun sampai komponen paling detail sekalipun.