Converse adalah salah satu sepatu yang menjadi trendi di kalangan remaja. Karena siapa sih yang ga punya sepatu merek asal Amerika ini?
Converse Rubber Corporation merupakan perusahaan sepatu yang berbasih pada bahan karet dan didirikan pada tahun 1908.
Banyak pemain ceme online terbaik yang menggunakan sepatu converse ketika sedang bertaruh. Menurut kabar yang beredar, sepatu ini bisa meningkatkan kesempatan menang menjadi lebih tinggi loh. Jadi tunggu apalagi? Ayo coba main judi bandar ceme menggunakan sepatu dari brand Converse.
Kisah Dibalik Sepatu Converse
Ketika itu, perusahaan ini membut produk musiman yang dimana para pekerja bisa menggangur di waktu-waktu tertentu apabila sedang tidak produksi.
Pada akhirnya mereka memustuskan untuk memuat sepatu olahraga karena pada saat itu olahraga basket sedang populer di Amerika, sehingga mereka membuat sepatu yang bisa dipakai untuk olahraga.
Pada tahun 1917, perusahaan meluncurkan pembuatan sepatu basket pertama kali, tak disangka model yang di desain pada waktu itu tidak jauh beda dengan model converse yang high top sekarang, namun sepatu ini dibuat warna cokelat.
Tiga tahun kemudian, mereka mulai membuat sepatu dengan yang berbahan dasar kanvas dan kulit dengan sentuhan warna hitam dan pemberian sol karet yang tebal.
Seseorang bernama Chuck Taylor merupakan orang yang mempopulerkan sepatu ini, karena pada awalnya converse belum terlalu terkanal.
Lalu di tahun 1021, Taylor bergabung menjadi pegawai sales converse yang sekaligus mnejadi pelatih tim basket yang disponsori oelh Converse.
Setelah bergabung, ia selalu berkeliling sekolah untuk pelatihan basket sekaligus mempromosikan sepatunya sambil dengan bermain game slot joker123.
Dengan banyaknya peminat terhadap sepatu tersebut, membuat nama Converse menjadi semakin populer.
Tidak hanya itu saja, Taylor pun sering memberikan masukan dan ide untuk desain sepatunya agar lebih baik.
Karena ia sudah berkontribusi kepada perusahaan, di tahun 1932, Converse menambhakan tanda tangan di Taylor di bagian pergelangan sepatu. Berkat itulah nama Chuck Taylor sangat identik dengan sepatu ini.
Sejak saat itu, Converse sempat menjadi leader market pada sepatu basket berkat dari Chuck Taylor, karena siapapun yang bermain absket pasti menginginkan sepatu ini.
Hingga sampai tahun 1950-an, converse ini memegang hingga 80 persen pangsa pasar sepatu sneakers.
Taylot sendiri sudah diangkat sebagai Ambassador Basketball karena jasanya yang sudah mempromosikan olahraga basket.
Sejak Chuck Taylor meninggal dunia, mulailah banyak perusahaan saingan yang sama-sama memproduksi speatu tersebut dengan model yang lebih bagus.
Dengan banyaknya pesaing baru, pasar Converse mulai hilang dan banyak orang-orang yang meninggalkan sepatu ini.
Setelah sempat kehilangan pasar, converse malah menjadi simbol anti-mainstream khusus rocket dan hipster.
Selain desin yang simple dan warna yang khas, sepatu ini menjadi alternative yang lebih murah dibandingkan merek lain.
Popularitasnya juga semakin naik ketika tahun 1980-1990an banyak orang terkenal menggunakan sepatu ini sepert Guns N’ Roses dan Kurt Cobain.
Walaupun sempat mengalami masa sulit akbat dari pergantian manajamen tidak mengurungkan niatnya untuk kembali bangkit.
Bahkan dengan banyaknya komunitas rock dan grunge di Indonesia, menjadi peluang di pasar Indonesia pertama kali.
Beberapa tahun setelah kejadian itu, pemilik baru mengambil alih lalu menutup pabriknya yang ada di Amerika dan memindahkannya ke Asia.
Setelah hampir satu abad, converse masih tetap di gandrungi dan semakin populer. Dimulai dari desainnya yang unisex dimana pria atau wanita bisa menggunakannya.
Walaupun modelnya hanya dua yatu high-top dan low-top, dan harganya pun terjangkau, semakin banyak di minati oleh setiap kalangan.
Selain itu, karena sepatu ini berbahan kanvas menjadikan wadah untuk pelukis yang ingin berkarya dan bisa berguna bagi banyak orang.
Jadi jangan heran kalau kamu melihat pengguna Converse dengan tampilan yang berbeda ya.
Itulah sedikit sejarah mengenai sepatu Converse, coba kalau kamu penggemar Converse, kamu sudah punya yang mana?